Minggu, 21 September 2014

Grand Noir 11

Matahari bersinar terik. Sangat terik sehingga orang-orang malas berada di luar rumah kalau tak ada urusan yang terlalu penting. Yang terlihat hanyalah orang-orang yang sedang bekerja.

"Hei Geara, apa-apaan ini!?" keluh Berg. "Lho, kenapa?" tanya Geara. "Kau sendiri kan yang bilang kalau tidak ada waktu lagi untuk menghentikan Chanson!?" bentak Berg. "Tenang saja. Seperti yang kubilang, Chanson tak akan bergerak sebelum kelima pedang pusaka terkumpul," ucap Geara sambil memilih-milih buah. Berg hanya bisa diam menatap Geara yang terlihat santai. "Toh, kalau kita tidak mendatanginya, dia yang akan mendatangi kita," tambahnya. Geara pun membeli beberapa buah untuk dimakan. "Terima kasih, ini kembaliannya."

Viona, Viola, dan Ed menunggu mereka berdua di dalam mobil. Mereka pun kepanasan sehingga menyalakan AC di mobil. "Eh eh, aku penasaran deh," kata Ed. "Kenapa?" sahut Viona. "Ada banyak benda-benda yang memiliki kemampuan yang lebih seperti pedang Virtue, pedang Sefer, flying boardnya Viola, dan banyak lagi, bagaimana membuatnya ya? Aku jadi penasaran..." Ed berpikir sejenak. "Sihir," ucap Viola dengan lugu. "Jadi yang seperti itu ada ya?" tanya Ed sembari menoleh ke Viola. "Lalu api yang ada di tanganku ini apa?" ujar Viola sambil memunculkan api di telapak tangannya. "Huaaaa!!! Viona, aku tak tahu apa-apa tentang itu! Apa kau tahu!?" tanya Ed histeris. "Tahu kok," jawab Viona sambil memainkan listrik di telunjuknya. "Huaaaa!!! Aku tak tahu apa-apa! Bagaimana mungkin!?" teriak Ed. "Mungkin saja, kamu kan bodoh," ujar Viona meledek Ed. "Ajarkan aku!" pinta Ed sambil meremas tangan Viona. "Ah malas~" kata Viona. "Ayolah~" pinta Ed. "Sepertinya kalian bersenang-senang yah," ujar Berg yang datang bersama Geara membawa beberapa kantong plastik. "Apa itu?" tanya Ed. "Persediaan ransum kita selama perjalanan nanti," jawab Geara. Mereka pun berbenah dan melanjutkan perjalanan.

"Hei Berg, apa kau bisa sihir?" tanya Ed. "Kalau soal itu, tanyakan saja pada si bodoh ini," ucap Berg sambil menunjuk Geara. "Sihir itu ya, begini, terus begitu, mmm, ya pokoknya begitu!" jelas Geara sambil memperlihatkan beberapa sihir mudah. Siapa pun tak akan mengerti kalau menjelaskannya seperti itu, batin Ed dengan muka kecut. "Intinya, kau harus yakin kalau kau bisa melakukannya," tambah Geara sambil tersenyum. "Oh..." Ed hanya terdiam dan mencoba berpikir kalau dia bisa, namun gagal. Viona dan Viola hanya tertawa kecil melihat Ed yang tak tahu apa-apa soal sihir. Terlihat seseorang dari kejauhan menghentikan mobil mereka. "Ah, ada orang," ucap Berg. Ketika Berg ingin menginjak rem, Geara menahannya dan menekan pedal gas dengan kencang.

"Apa yang kau lakukan!!!?" tanya Berg panik. "Tenang saja..." ujar Geara dengan tenang sambil cengar-cengir. Melihat mobil semakin kencang, orang itu pun melompat minggir. "Kau itu ngapain sih!?" tanya Berg kesal. "Aku kenal dia, namanya Arctic, bawahannya Chanson juga," jelas Geara. "Oh, untung saja..." kata Berg lega. "Siapa bilang kita bisa lega? Lihatlah ke belakang," ucap Geara. Terlihat orang yang tadi mengejar mereka dengan mengendarai Golem. Ada ya Golem yang bisa mengejar mobil, batin mereka.

Berg menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil. Begitu pula dengan Geara. "Berhenti juga kau," kata Arctic. "Kau mau apa?" tanya Berg. "Tak perlu basa-basi disini, serahkan pedang suci yang kalian miliki!" kata Arctic dengan nada memerintah. Berg melepas napas panjang dan berjalan ke arah Arctic sambil mengeluarkan pedangnya. "Oh, kau cepat mengerti ya," Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, wajahnya sudah dihantam dengan pedang. Arctic pun terjerembab. Golemnya ingin membantu tapi Geara sudah mengarahkan pedangnya ke wajah Golem. "Lebih baik kalian pergi dari sini sekarang karena cuacanya membuatku tak tahan..." ujar Berg. "Oh begitu, kau tidak tahan panas ya!? Lemah!!!" Arctic pun bangkit dan melesat ke arah Berg.

BUAGH! Dengan sekali pukul, Arctic langsung kalah. "Kembalilah ke tempat bosmu dan sampaikan padanya..." Dengan cepat Geara menutup mulut Berg dan berkata, "sampaikan pada Chanson kalau dia ada perlu dengan kami, datangi saja kami karena kami tak akan ke tempatnya." Arctic bangkit dengan perlahan, menaiki Golemnya, dan pergi dari sana. "Apa sih yang kau lakukan?" tanya Berg. Geara hanya tersenyum dan berkata, "ayo lanjutkan perjalanan." "Baiklah... ayo kita pergi... kalau begini terus aku bisa meledak." Mereka pun melanjutkan perjalanan di bawah langit mendung. "Cuaca sial, pantas saja tadi panas sekali!" keluh Berg. Geara hanya tersenyum. Ed mencoba mempelajari sihir mudah dengan Viona dan Viola. "Wah, aku mulai bisa!" teriak Ed gembira. "Berisik!!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar