Minggu, 21 September 2014

Grand Noir 4

"Berg, apa yang kau lakukan!?" tanya Marco. Gilbert yang sejak tadi membantai musuh terus melindungi Berg yang tidak menyerang sama sekali. "Aku tak bisa..." ucap Berg pelan. "Hah? Apa maksudmu?" tanya Gilbert. "Mereka... Orang-orang dari negeriku..." Tiba-tiba ada anak panah yang meluncur ke arah Berg. "Hagh!"

"Gilbert!" teriak Marco. "Apa yang kau lakukan, Berg!? Gilbert sampai harus terluka parah seperti itu karena kau! Setidaknya kau lawanlah mereka!" bentak Marco. Berg yang kebingungan kehilangan kesadaran dan menyerang membabi-buta menghabisi pasukan musuh. Tak lama kemudian, ia berteriak karena mentalnya lelah.

Berg membuka matanya. "Ah... Aku bermimpi rupanya..." Berg bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka. Kenapa aku jadi mimpi masa lalu, pikirnya.

***

Sudah satu tahun sejak perang antar kerajaan berakhir. Sejak saat itu, kota-kota mulai dibangun, menggantikan kerajaan-kerajaan yang telah lama hancur di Noir. Diketahui ada lima pedang pusaka yang berperan penting pada perang itu. Virtue, Saviour, Hazel, Lancelot, dan Vincent. Namun kelima pedang itu tersebar di seluruh Noir. Konon bila kelima pedang itu disatukan, kejahatan dapat dimusnahkan. Yah, tapi itu hanya legenda.

"Berg, Virtue milikmu termasuk pedang pusaka kan? Kemampuannya apa?" tanya Ed. Berg diam tak mau menjawab. "Tidak penting apa kemampuannya, yang pasti dia bisa menjaga keselamatan pemiliknya," ujar Berg. Viona dan Viola menikmati bekal mereka bersama-sama. Hari yang damai di kota Marina.

"Kuambil ya!" Ed mengambil potongan apel milik Viona. "Hei, itu punyaku!" bentak Viona mencoba merebut makanannya dari Ed. "Ayo ambil~ ugh!" Ed menabrak seseorang bertubuh besar. "Jadi kau disini, Berg... Lama tak bertemu," ujar pria besar itu. "Oh! Gilbert rupanya! Kau terlihat sehat!"

Gilbert mengajak Berg mengobrol di sebuah cafe, sementara Ed dan Vio-Twins berjalan-jalan di kota. "Bagaimana kau bisa tahu aku ada di kota ini?" tanya Berg. "Marco yang memberitahuku," jawab Gilbert. "Luka di tubuhmu belum hilang ya?" "Kenang-kenangan..." "Sejak kapan kau tinggal disini?" Begitulah pembicaraan mereka berlangsung. Sampai ada yang mengganggu mereka.

"Angkat tangan kalian! Jangan ada yang bergerak!" Mereka perampok baru ya, pikir Berg dan Gilbert dari ekspresi wajahnya. Merasa tak ingin diganggu, mereka berdua bangkit dan mendatangi kawanan perampok itu. "Mau apa kalian!?" sang pemimpin perampok menembak sekali ke arah Berg, namun dapat ditangkis dengan pedangnya. "Mo-monster!" Dalam hitungan detik mereka sudah menghabisi kawanan perampok itu.

"Hebat sekali ya, Berg dan Gilbert itu," puji Viona. "Wajar saja, mereka kan orang-orang yang bertahan di perang antar kerajaan itu," ujar Ed. "Untung kita tidak berbeda pihak dengannya," sahut Viola. Mereka bertiga kebetulan lewat saat peristiwa itu terjadi. Mereka melihat Berg dan Gilbert melanjutkan pembicaraan mereka. Setelah itu mereka keluar dan pergi ke pinggiran kota.

"Jangan ragu-ragu," ucap Gilbert. "Kau juga, jangan kurangi tenagamu!" sahut Berg. "Lawanlah pedangku, Guren!" Gilbert mengeluarkan pedangnya dan menyerang Berg. Berg menahan serangan Gilbert dan mendorongnya. "Pedang pusaka sekalipun, saat ini tidak ada bedanya dengan pedang biasa!" Gilbert mendorong Berg dan mengayunkan pedangnya dari bawah.

Berg melompat menghindari serangan tersebut dan menendang dada Gilbert. "Kau masih suka menendang ya!" Berg tersenyum dan mengayunkan pedangnya ke arah tangan Gilbert. Guren pun terlepas dari tangan Gilbert. "Aku yang menang..." ucap Berg. "Huff, hahahahaha! Kau masih kuat, Berg!" puji Gilbert. "Kau juga." Dan latih tanding itu pun selesai.

Setelah pertarungan itu, Berg mengajak Ed dan kedua temannya untuk mencari penginapan. Hari mulai gelap. Setelah mendapat penginapan, mereka makan-makan di restoran untuk mengisi energi sebelum beristirahat di malam hari.

Saat semuanya tertidur, Viola terbangun. Matanya bersinar merah. Tanpa kesadaran, dia berjalan keluar dan menyebutkan sebuah nama. "Geara..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar