Minggu, 21 September 2014

Grand Noir 13

Berg dan kawan-kawan masih mengembara tak tentu arah. Dengan kata lain, mereka hanya buang-buang bahan bakar. Meskipun begitu, mereka tetap bisa kemana-mana tanpa merasa susah. "Uangnya dari mana sih?"

Suatu ketika, mereka sampai di kota Tiara.

"Kali ini apa?" tanya Berg pada dirinya sendiri. Mereka pun berhenti di sebuah restoran untuk mengisi perut.

"Sepertinya yang ini enak," ucap Geara sambil menunjuk salah satu gambar makanan di daftar menu. 

"Terserah kau lah..." ucap Berg.

Setelah memilih makanan, mereka pun memanggil pelayannya. Kebetulan waiter yang mereka panggil bermata sedikit merah. Setelah beberapa lama menunggu, mereka pun menikmati hidangan mereka. "Enak~"

Setelah mengisi perut, mereka pergi dari restoran itu. Di depan pintu restoran, Viola berhenti melangkah.

"Kenapa, Viola?" tanya Ed.

"Waiter tadi..."

"Kenapa waiter tadi?" tanya Viona.

"Matanya..."

Geara pun memikirkan hal itu. "Untuk sementara, kalian pergi saja," ujar Geara.

"Kalian berdua bagaimana?" tanya Berg.

"Nanti akan kami kabari lagi," jawab Viola.

"Ya sudah."

Berg, Ed, dan Viona masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.

"Sekarang, ayo kita menjadi mata-mata!" ucap Viola. Mereka pun memata-matai waiter yang tadi. Setelah bekerja sampai sore, waiter tadi pun pulang. Viola dan Geara masih mengikutinya. "Kok aku jadi merasa bersalah ya?" ujar Geara. "Ssssh... lihat itu. Itu bukannya..." "Hazel!" Mereka berdua pun langsung mendatangi waiter itu. "Kalian, yang tadi siang kan?" tanya waiter itu. "Aku mau tanya, apa akhir-akhir ini ada orang yang mencarimu untuk meminta pedang itu?" tanya Geara. "Tidak ada, kenapa? Kalian siapa?" tanya teman si waiter. "Ah, tidak apa-apa. Viola, ayo kita pergi," ucap Geara dan meninggalkan kedua orang itu.

"Heh, sudah kuduga, benar mengikuti kalian..." ucap Chanson yang berdiri di balik tembok. "Haruskah kita ambil sekarang?" tanya Habanera. "Nanti saja, tak ada artinya mendapatkan pedang itu tanpa melawan mereka! Setelah ini, kita akan menari tango untuk memperebutkan pedang seperti anak kecil yang rebutan mainan!" kata Chanson dan meninggalkan tempat itu bersama Habanera.

"Apa yang kalian dapatkan?" tanya Berg ketika Geara dan Viola kembali. "Keberadaan pedang pusaka Hazel, itu saja," jawab Geara. "Ah, aku ngantuk~" kata Viola dan langsung jatuh di atas kasur. "Dasar," kata Viona. "Lalu, apa yang kau rencanakan?" tanya Ed. "Entahlah, mungkin saja setelah ini akan ada perebutan," jawab Geara. Matahari tenggelam, malam pun datang dengan cahaya bulannya yang menyinari dunia.

Pada malam hari, semua orang terjaga. Tidur nyenyak yang didambakan setiap orang. Night Party yang dinikmati banyak kawula muda. Namun tidak bagi Berg dan kawan-kawan. Mereka harus terus mengawasi teman waiter yang memiliki salah satu pedang pusaka, Hazel.

"Kenapa aku ikutan?" keluh Ed. "Aku ngantuk~" kata Viola. "Tadi kau sudah banyak tidur kan!?" bentak Viona. "Makanya aku ngantuk," ucap Viola. "Terserah deh. Sementara itu, Berg dan Geara berjaga di depan dan di belakang rumah. Kalau keadannya seperti ini, wajar saja kalau orang yang melihat akan berteriak, "maling!!!"

"Yo! Kerja lembur ya?" tanya Chanson yang tiba-tiba muncul di balik kegelapan malam. "Chanson!" Geara terkejut dan mengeluarkan pedangnya. 

"Eit eit, jangan begitu lah~ apa kau mau memecah keheningan malam?" ujar Chanson.

Geara pun memasukkan pedangnya lagi. "Mau apa kau kesini?" tanya Geara.

"Hanya ingin mengatakan pada kalian kalau aku tidak tertarik dengan pedang Hazel," jawab Chanson dan membalikkan tubuhnya.

"Apa maksudmu!?" Chanson hanya melambai rendah dan menghilang di kegelapan malam.

"Dasar sial..."

Esok paginya...

"Apa!? Tadi malam kau bertemu Chanson!?" tanya Berg terkejut.

"Makan dulu baru bicara," kata Viona.

"Berg jorok yah," bisik Viola.

"Iya iya," gubris Ed.

"Diam kalian semua!"

Mereka pun diam dan meneruskan makan dengan tenang.

"Lalu dia bilang apa?" tanya Berg.

"Dia cuma bilang kalau dia tidak tertarik dengan Hazel," ucap Geara. Keadaan pun hening kembali.

Di lain tempat, seperti biasa Chanson sedang bersantai bersama Habanera. Sambil bersantai, Chanson menulis sesuatu di buku catatannya. Terlihat Chanson sedang ingin bermalas-malasan sambil mengawasi Berg dengan santai melalui monitornya.

"Tuan, kenapa anda bilang tidak tertarik dengan pedang Hazel?" tanya Habanera.

"Entahlah, aku hanya punya firasat buruk pada pedang itu," jawab Chanson.

"Lalu bagaimana tuan bisa menyelesaikan proyek tuan?" tanya Habanera lagi.

"Wah, bagaimana ya... Yah, untuk sementara aku ingin bersantai dulu sementara mengobservasi mereka," ujar Geara. "Kalau mereka bisa mendapatkan Hazel, kita mulai pestanya!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar